Mulai
dari Dewawarman I mengenalkan system kerajaan di tatar Sunda, jadi
bermunculanlah kerajaan kerajaan kecil yang berafiliasi pada kerajaan besar sebagai
induknya. Pada zaman Salakanagara, kita mengetahui dua kerajaan bawahannya
yakni Kerajaan Ujung Kulon serta Kerajaan Tanjung Kidul.
Pada
Saat dinasti Tarumanagara, kerajaan kerajaan kecil ini membengkak sampai 47
kerajaan. Salah nya ialah Kerajaan Kendan. Yaitu Manikmaya, seseorang brahmana
dari Calakayana, yang dijodohkan dengan Dewi Tirtakencana, puteri Raja ke-7,
Suryawarman. Pasangan ini lalu dikaruniai tanah di Kendan (lebih kurang Nagreg
saat ini) komplit dengan pasukan perang serta perlengkapan istana. Jadilah
Kerajaan Kendan dengan Manikmaya sebagai raja pertama (536-568).
Sesudah
Manikmaya meninggal dunia, kedudukannya digantikan Rajaputra Suraliman Sakti
(568-597), anaknya yang selama ini hidup di Tarumanagara dengan sang kakek,
Suryawarman. Beliau menikah dengan Dewi Mutyasari dari Kerajaan Kutai keturunan
Kudungga. Sepeninggalan Rajaputra, Kepemimpinan beralih ke tangan Putra
sulungnya, Kandiawan yang sudah jadi raja di Medang Jati.
Kerajaan
Medang Jati adalah kerajaan bawahan Tarumanagara yang berada di daerah Sumedang
saat ini. Sebagai raja pertama serta paling akhir yaitu Kandiawan (597-612). Ia
jadi raja dua kerajaan kecil sekaligus lantaran Kerajaan Kendan diwariskan
padanya oleh ayahandanya, Manikmaya.
Ia
lalu lebih memilih jadi petapa di Layungwatang, Kuningan. Kekuasaan lalu
diberikan pada anak bungsunya, Wretikandayun. Tetapi sang anak lebih memilih
membangun kerajaan baru bernama Galuh. Satu pilihan penuh arti, lantaran
nantinya Galuh jadi Kerajaan besar, setara dengan Kerajaan Sunda....... (Silahkan
tunggu fase kerajaan Sunda Galuh..)
Selain
dua kerajaan kecil dia atas yang pada akhirnya berubah menjadi kerajaan Galuh, ada
kerajaan kecil lainnya di tatar Sunda yang bertahan melintas zaman, dari mulai
masa Salakanagara, Tarumanagara, sampai Sunda Galuh, ia adalah Kerajaan
Indraprahasta. Cuma lantaran salah memihak, pada tahun 726 M kerajaan ini
dihancurkan Raja Sanjaya dari kerajaan Sunda. Memanglah sangat disayang untuk
satu kerajaan yang sudah berumur lebih dari 350 tahun.
Tempat
Kerajaan ini lebih kurang di Cirebon selatan saat ini. Seperti kisah kerajaan-kerajaan
Sunda kuno, pendirian kerajaan ini dimulai kehadiran maharesi dari India.
Maharesi Sentanu yang melarikan diri dari Sungai Gangga untuk menghindari
kejaran Raja Samudragupta.
Kehadirannya
disambut hangat Raja Dewawarman VIII, bahkan juga dinikahkan dengan puteri
ketiganya, Dewi Indari. Mereka dijinkannya untuk membuka permukiman baru di lereng
gunung Ciremai. Permukimannya itu terus berkembang sehingga membuat kerajaan
yang diberi nama Indraprahasta. Sentanu jadi raja pertama (363-398). Setelah Raja
Sentanu diteruskan oleh putera sulungnya, Jayasatyanagara (398-421). Pada saat
ini Kerajaan Indrapahasta dikalahkan oleh Purnawarman, serta jadi kerajaan
bawahan Tarumanagara.
Tahta
diteruskan pada anaknya, Wiryabanyu (421-444) yang bersahabat dengan
Wisnuwarman, raja ke 4 Tarumanagara. Sewaktu pemberontakan Cakrawarman,
Kerajaan Indraprahasta berbarengan 6 kerajaan bawahan Tarumanagara yang lain
sukses menghancurkan pasukan pemberontak. Persahabatan Indraprahasta serta
Tarumanegara lebih erat lagi saat Puteri Wirabanyu, Suklawatidewi, dipersunting
Wisnuwarman. Dari pernikahan itu lahir Indrawarman, sebagai penerus
Wisnuwarman.
Dari
raja ke 4 hingga raja ke 10, tak ada momen spesial yang berlangsung. Raja ke
11, Wisnumurti, memiliki seseorang puteri yang dipersunting raja paling akhir
Tarumanegara, Linggawarman. Ketika raja ke 13, Padmahariwangsa, Kerajaan
Tarumanegara pecah jadi Sunda serta Galuh. Lantaran posisi geografisnya,
Indprahasta jadi bagian dari Galuh, bahkan juga turut dalam perebutan kekuasaan
dengan mensupport Purbasora. Peristiwa ini mengakibatkan Raja ke 14, Wiratara
jadi tujuan gempuran Sanjaya. Kerajaan Indraprahasta, pada akhirnya benar benar
hancur tak bersisa.
0 Response to "Cikal Bakal Kerajaan Sunda-Galuh"
Posting Komentar