Do'a
dari segi bahasa berarti meminta dan memohon. Berdo'a kepada Allah berarti
meminta dari-Nya kebaikan dan mengharapkan kebaikan tersebut.
(دَعَا لِفُلَان) dengan menggunakan kata bantu
"لِ" (baca: li) berarti: Berdo'a untuk si Fulan: Memohon
kebaikan untuknya.
(دَعَا على فُلَان) dengan menggunakan kata bantu
"على" (baca: 'ala) berarti: Berdo'a atas si Fulan: Memohon
ditimpa kejahatan untuknya.
Jadi
do'a berarti permohonan hamba kepada Rabbnya dengan cara memohon dan meminta,
bisa pula berarti mensucikan, memuji dan makna yang sejenis dengan keduanya. Do'a adalah bagian daripada dzikir.
MACAM-MACAM DZIKIR
Pertama; mengingat dan menyebut nama Allah,
sifat-Nya, dan pengertian yang dikandung oleh keduanya dan memuji, mengesakan
Allah dengan nama dan sifat-Nya, serta mensucikan-Nya dari segala yang
tidak patut bagi-Nya. Dzikir ini terbagi menjadi dua macam:
1. Ungkapan puji-pujian dari orang yang
berdzikir kepada Allah
عزّوجلّ dengan menyebut nama dan sifat-Nya. Bagian ini disebutkan di beberapa hadits
seperti:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
2. Memberitakan tentang hukum-hukum yang
berkenaan dengan nama dan sifat-Nya, seperti perkataan, Allah Yang Maha Agung, Maha Kuasa atas segala
sesuatu. Dan Dia lebih
suka cita dengan tobat hamba-Nya daripada orang yang menemui tunggangannya
(kendaraan) yang hilang, dan
Dia mendengar suara hamba-hamba-Nya, serta melihat aktifitas mereka, tiada sesuatu pun
yang tersembunyi daripada-Nya. Dan Allah lebih menyayangi mereka dari kasih sayang kedua orang tua mereka
terhadap mereka.
Kedua; mengingat dan menyebut perintah Allah, larangan-Nya,
halal, haram dan segala hukum yang ditetapkan-Nya, dengan bersikap melakukan
perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya, mengharamkan apa yang
diharamkan-Nya dan menghalalkan apa yang dihalalkan-Nya.
Dzikir
seperti ini ada dua:
1.
Mengingat
Allah, dengan memberitakan bahwasannya Dia rnemerintahkan perkara ini, melarang
perkara ini, la menyu-kai ini, membenci perkara ini, dan ridha dengan masalah
ini.
2.
Mengingat
Allah (berdzikir) ketika datang perintah dari-Nya, maka langsung melaksanakan
perintah tersebut. Dan ketika ada larangan-Nya segera menjauhinya dan menghindarinya.
Ketiga; Dzikir (mengingat dan menyebut)
nikmat Allah. Ini semuanya termasuk dzikir yang paling agung.
Dzikir yang disebutkan di atas berjumlah lima macam,
(macam dzikir di atas jika dilihat dari sisi sarana berdzikir) terbagi menjadi
tiga tingkatan
1.
Dzikir
dengan menggunakan hati dan lidah. Ini merupakan tingkat dzikir yang paling
tinggi.
2.
Dzikir
dengan menggunakan hati saja. Ini merupakan tingkat yang kedua.
3.
Dzikir
dengan menggunakan lisan saja (berdzikir dengan lidah). Dzikir ini menduduki
tingkat ketiga.
Jadi
pengertian dzikir adalah melepaskan
diri dari sifat lalai dan lupa kepada Allah. Yang dimaksud dengan lalai ialah meninggalkan sesuatu dengan usaha
manusia itu sendiri. Dan yang dimaksud dengan lupa ialah meninggalkan sesuatu tanpa usaha
dari manusia tersebut.
TINGKATAN
DZIKIR
1. Dzikir zhahir yaitu pujian kepada
Allah عزّوجلّ. Seperti ucapan:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
"Maha
suci Allah, segala puji dan sanjung kepunyaan-Mu, tiada Tuhan yang berhak
disembah melainkan Allah dan Allah Maha Besar)."
Atau dzikir yang mengandung do'a di dalamnya seperti firman-Nya: "Keduanya berkata,
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ
مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Ya Rabb kami,
kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak
mengampuni kami dan mem-beri rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk
orang-orang yang merugi." (QS. al-A'raf/7: 23), dan:
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ
"Wahai Tuhan Yang Maha Hidup, wahai Tuhan Yang Maha
Berdiri dengan sendiri-Nya, aku memohon pertolongan dengan rahmat-Mu."
Atau
berdzikir dengan memohon perlindungan Allah seperti ungkapan: Allah berserta
saya, Allah melihat saya, Allah menyaksikan saya. Dan semisalnya yang bertujuan
membantu kehadiran Allah lebih dapat terasakan, begitu pula untuk kepentingan
memelihara hati, menjaga tata krama di hadapan Allah, menghindari kealpaan
diri. Juga memohon perlindungan kepada Allah dari setan dan kejahatan manusia.
Adapun dzikir-dzikir yang diajarkan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم, menghimpun
ketiga unsur tersebut yaitu memuji Allah, berisi do'a dan permohonan, serta
menghadirkan-Nya sehingga mencakup perlindungan yang sempurna, kebeningan hati,
menghindari kealpaan diri dan berlindung dari godaan setan.
2.
Dzikir
hati, yaitu dzikir yang menggunakan hati, agar terhindar dari sifat lalai dan
lupa yang merupakan penghalang antara Rabb dan hati manusia, keharusan hati
untuk menghadirkan Allah menjadikannya seolah-olah melihat Allah عزّوجلّ.
3.
Dzikir
hakiki, yaitu dzikir Allah عزّوجلّ terhadap hamba-Nya:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ
"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu,
dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku." (QS.
al-Baqarah/2: 152)
dan
sabda baginda Rasulullah صلى الله عليه وسلم:
يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا
ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي
فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ بِشِبْرٍ
تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ
بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً
"Allah
berfirman, "Saya mengikuti keyakinan hamba-Ku terhadap-Ku, dan Aku
besertanya apabila ia mengingat-Ku. Apabila ia mengingat-Ku dalam dirinya, Aku
akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika hamba-Ku mengingat-Ku di sekumpulan
orang, maka Aku akan mengingatnya di sekumpulan makhluk yang lebih baik dari
itu, jika ia mendekatkan diri kepada-ku sejengkal, maka Aku akan mendekat
kepadanya sehasta, jika ia mendekatkan diri kepada-Ku sehasta, Aku mendekat
kepadanya sedepa, apabila dia mendekatkan diri kepada-ku dengan berjalan, aku
akan mendekati kepadanya dengan berjalan cepat (berlari)." (HR. al-Bukhari
dan Muslim).
MACAM-MACAM DO'A
Pertama: Do'a
ibadah (دُعَاءُ العِبَادَة), yaitu memohon pahala dengan beramal shalih. Seperti
mengucap dua kalimat syahadat dan melakukan konsekuensi pengertian syahadatain
tersebut, shalat, puasa, zakat, haji, menyembelih sembelihan karena Allah dan
bernadzar. Di antara ibadah yang disebut ini ada yang tergolong do'a dengan
perkataan dan perbuatan seperti shalat. Barangsiapa telah melaksanakan ibadah
ini dan ibadah lainnya, maka berarti ia telah berdo'a kepada Allah dan memohom
ampunan-Nya dengan perbuatannya itu. Kesimpulannya bahwa ia beribadah kepada
Allah, mengharap pahala dan
takut akan adzab-Nya. Dan jenis do'a seperti ini tidak boleh untuk selain
Allah. Maka barangsiapa yang melakukan sebagian dari ibadah ini untuk selain
Allah, sungguh ia telah menjadi kafir, yaitu telah keluar dari agama Allah dan
termasuk golongan yang disebut Allah dalam firman-Nya,[1]
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ
عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
"Dan
Rabbmu berfirman, "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan
masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS. Ghafir [al-Mu’min]/40: 60)
dan
firman Allah عزّوجلّ,
قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
"Katakanlah, "Sesungguhnya shalatku, ibadahku,
hidupku dan mati-ku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu
bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan akuadalah orang
yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)." (QS. al-An'am/6:
162-163).
Kedua: do'a masalah (دُعَاءُ
الـمَسْأَلَةِ), yaitu do'a
untuk memohon sesuatu yang bermanfaat. Do'a yang memberi manfaat bagi pemohon
atau terhindar dari bahaya atau meminta beberapa keperluan.
Dan
do'a masalah (permohonan) ini, rinciannya
sebagai berikut:
1. Apabila permohonan ini terjadi dari
seorang hamba kepada hamba
yang lain, yang masih hidup, mampu, dan ada di hadapannya maka tidak termasuk
kemusyrikan. Seperti, "Berilah saya air minum, atau Ya Fulan berilah saya
makanan atau yang seumpama itu, maka tidak menjadi masalah. Oleh sebab itu,
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
مَنْ سَأَلَ بِاللَّهِ فَأَعْطُوهُ وَمَنْ اسْتَعَاذَ بِاللَّهِ فَأَعِيذُوهُ وَمَنْ
دَعَاكُمْ فَأَجِيبُوهُ وَمَنْ صَنَعَ إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ فَإِنْ لَـمْ
تَجِدُوا مَا تُكَافِئُونَهُ فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوْا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُـمُوهُ
"Barangsiapa meminta (kepada kalian) dengan
(menyebut) Allah, maka berikanlah, dan barangsiapa memohon perlindungan (kepada
kalian) dengan (menyebut) Allah, maka berikanlah perlindungan, dan barangsiapa
mengundang kamu (untuk menghadiri walimah dan lain-lain) maka penuhilah dan
barangsiapa berbuat baik kepadamu, maka hendaklah kamu balas, seandainya tidak
ada sesuatu yang kamu miliki untuk membalasnya, maka do'akanlah ia sehingga
kamu mengira bahwa kamu telah membalas kebaikannya."[2]
2. Berdo'a kepada
makhluk dan meminta darinya sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh selain
Allah عزّوجلّ,
maka hal ini menjadikan orang tersebut musyrik dan kafir. Baik yang diminta itu
masih hidup ataupun sudah mati, berada di hadapannya ataupun tidak, seperti
perkataan, "Wahai kiyai Fulan, sembuhkan penyakit saya, kembalikan barang
saya yang hilang, panjangkan umur saya, beri saya anak, dan lain-lain." Semua ini merupakan kekafiran yang
besar yang mengeluarkan pelakunya dari agama Islam.
وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ
بِضُرٍّ فَلا كَاشِفَ لَهُ إِلا هُوَ وَإِنْ يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Jika Allah menimpakan suatu
kemudharatan kepadamu, maka tidak ada
yang menghilangkannya selain Dia sendiri.
Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap
sesuatu." (QS. al-An'am/6: 17).
وَلا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لا يَنْفَعُكَ وَلا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ
فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ. وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلا كَاشِفَ
لَهُ إِلا هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلا رَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَنْ
يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak
memberi manfa'at dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab
jika kamu berbuat (yang demikian itu) maka sesungguhnya kamu kalau begitu
termasuk orang-orang yang zhalim." Jika Allah menimpakan suatu
kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia.
Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak
kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di
antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang." (QS. Yunus/10: 106-107).
إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللّهِ عِبَادٌ أَمْثَالُكُمْ فَادْعُوهُمْ
فَلْيَسْتَجِيبُواْ لَكُمْ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
"Sesungguhnya
berhala-berhala yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah)
yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah berhala-berhala itu lalu biarkanlah
mereka memperkenankan
permintaanmu, jika kamu memang orang-orang yang benar. (QS. al-A'raf/7: 194).
وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِهِ لاَ يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَكُمْ وَلا أَنفُسَهُمْ
يَنْصُرُونَ
"Dan
berhala-berhala yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan
tidak dapat menolong dirinya sendiri." (QS. al-A'raf/7: 197).
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى حَرْفٍ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ
بِهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انْقَلَبَ عَلَى وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةَ
ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ. يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لا يَضُرُّهُ
وَمَا لا يَنْفَعُهُ ذَلِكَ هُوَ الضَّلالُ الْبَعِيدُ. يَدْعُو لَمَنْ ضَرُّهُ أَقْرَبُ
مِنْ نَفْعِهِ لَبِئْسَ الْمَوْلَى وَلَبِئْسَ الْعَشِيرُ
"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah
Allah dengan berada di tepi; maka jika memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam
keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke
belakang. Rugilah
ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. Ia
menyeru selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat dan tidak
(pula) memberi manfa'at kepadanya. Yang demikian itu adalah kesesatan yang
jauh. Ia menyeru sesuatu yang sebenarnya
mudharatnya lebih
dekat dari manfa'atnya. Sesungguhnya yang diserunya itu adalah sejahat-jahat
penolong dan sejahat-jahat kawan. (QS. al-Hajj/22: 11-13).
يَا أَيُّهَا النَّاسُ
ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ
يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا
لا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ. مَا قَدَرُوا اللَّهَ
حَقَّ قَدْرِهِ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
"Hai
manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu.
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat
menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka,
tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah
dan amat lemah (pulalah) yang disembah. Mereka tidak mengenal Allah dengan
sebenar-benarnya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. al-Hajj/22:
73-74).
مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ
اتَّخَذَتْ بَيْتًا وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ لَوْ كَانُوا
يَعْلَمُونَ. إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ وَهُوَ
الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ. وَتِلْكَ الأمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ وَمَا يَعْقِلُهَا
إِلا الْعَالِمُونَ
"Perumpamaan
orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti
laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah
rumah laba-laba kalau mereka mengetahui. Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja
yang mereka seru selain Allah. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan
perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang
memahaminya kecuali orang yang berilmu. (QS. al-Ankabut/29: 41-43).
قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ لا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ
ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلا فِي الأرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا
لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ. وَلا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهُ إِلا لِمَنْ أَذِنَ
لَهُ حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا
الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ
"Katakanlah, "Serulah mereka yang kamu anggap
(sebagai ilah) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat
zarrah-pun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu saham pun
dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka
yang menjadi pembantu bagi-Nya." Dan tiadalah berguna syafa'at di sisi
Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu,
sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata,
"Apakah yang telah difirmankan oleh Rabb-mu" Mereka menjawab:
"(Perkataan) yang benar", dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha
Besar. (QS. Saba’/34: 22-23).
ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ
مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ. إِنْ تَدْعُوهُمْ لا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ
سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ
وَلا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ
"Demikian
itulah Allah Rabb-mu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru
(sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika
kamu menyeru mereka,
mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat
memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari
kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagai
yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui." (QS. Fathir/35: 13-14).
وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى
يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ. وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ
كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ
"Dan
siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan
selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (do'anya) sampai hari kiamat dan
mereka lalai dari (memperhatikan) do'a mereka. Dan apabila manusia dikumpulkan
(pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan mereka itu menjadi musuh mereka
dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka." (QS. al-Ahqaf/46:5-6).
Setiap
orang yang memohon pertolongan kepada selain Allah, ataupun berdo'a kepada
selain Allah dengan bentuk ibadah ataupun hanya permohonan saja, sedangkan
permohonan itu tidak dapat dilakukan selain Allah, maka orang itu musyrik dan murtad.
Firman
Allah عزّوجلّ,
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ
وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ
مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ
وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang
berkata, "Sesungguhnya Allah ialah al-Masih putera Maryam", padahal
al-Masih (sendiri) berkata, "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Rabbku dan Rabbmu."
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti
Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada
bagi orang-orang zhalim itu seorang penolongpun." (QS. al-Maidah/5: 72).
Dan
firman Allah عزّوجلّ,
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ
يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا بَعِيدًا
"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa
mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, Dan Dia mengampuni dosa yang lain dari
syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan
Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya." (QS. An-Nisa/4:
116).
Ref: https://doandzikir.wordpress.com
Menginspirasi, Pak!
BalasHapussok atuh gera eusian tah blogna...
Hapussaling colek, ah!
BalasHapusok
Hapus